TEMBAKAU
Pemanenan
adalah suatu tahapan budidaya tembakau yang sangat penting diperhatikan
dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang hams diperhatikan
sebagai berikut :
·
Kematangan daun
·
Keseragaman daun dalam proses penanaman
·
Penanganan daun hasil panenan
Sebagian
besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya
dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3
daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis
(Warintek, 2011).
Pemetikan
dilakukan pada umur tanaman 90 -100 hari. Pemetikan dilakukan 1-3 helai daun
dengan selang waktu 2-6 hari. Waktu pemetikan tembakau NO dilakukan pagi hari
(sebelum fotosintesis), sedangkan untuk tembakau VO dilakukan pada sore hari
(setelah fotosintesis). Komposisi daun tembakau terdiri dari: daun pasir (3-4
lembar), daun kaki (4-6 lembar), daun tengah (6-8 lembar) dan daun pucuk (2-4
lembar). Setelah dipetik daun disusun dalam keranjang dengan posisi berdiri
untuk daun yang masih berembun dan diatur posisi tidur kalau daun sudah kering,
proses selanjutnya adalah menunggu pengolahan berikutnya sesuai kegunaan dari
masing-masing jenis tembakau (Anonim, 2011).
Ciri
daun tembakau yang telah masak adalah warna daun sudah mulai hijau kekuningan
dengan sebagian ujung dan tepi daun berwama coklat, warna tangkai daun hijau
kuning keputih-putihan, posisi daun/tulang daun mendatar, dan kadang-kadang
pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat sebagai lambang ketuaan
Tembakau Rajangan Temanggung
Panen
dilakukan secara bertahap, pemetikan daun sebanyak 5 – 8 kali tergantung
kemasakan dan jumlah daun. Saat panen biasanya dimulai apabila sudah ada berita
tentang dimulainya pembelian tembakau rajangan oleh pabrik rokok atau gudang
mulai buka. Panen daun tembakau dilakukan 10 – 15 hari sebelum awal pembelian
tembakau rajangan. Pemetikan daun dimulai dari bawah, dipetik 2 – 3 lembar daun
setiap kali petik. Daun yang siap panen ditandai oleh perubahan warna daun,
dari hijau menjadi kuning kehijauan, warna tulang daun putih/hijau terang, tepi
daun mengering, permukaan daun agak kasar dan tangkai daun mudah dipatahkan.
Waktu panen pagi hari setelah embun menguap sampai siang hari. Apabila waktu
panen turun hujan, maka daun yang cukup matang segera dipetik atau ditunda 6-8
hari. Daun yang telah dipetik segera diproses atau diolah menjadi tembakau
rajangan. Pengolahan tembakau rajangan terdiri dari 3 tahap kegiatan, yaitu
Pemeraman, perajangan dan penjemuran.
Saat
ini, tembakau di semua lahan tanam tersebut telah dipanen oleh petani. Kami memperkirakan
produksi tembakau pada tahun ini sebanyak 9.246 ton dengan asumsi produktivitas
per hektarenya sebanyak 534,69 kilogram. Secara umum, tembakau di Sumenep
berkualitas bagus, karena didukung kondisi cuaca pada kemarau tahun ini, yakni
tidak ada hujan sama sekali sejak Juli lalu.
“Namun, luas lahan tanam maupun produksi tembakau tahun ini masih di bawah proyeksi ideal.Lahan tanam tembakau di Sumenep diproyeksikan seluas 22.333 hektare dengan estimasi produksi sebanyak 13.400 ton. Alhamdulilah pada saat ini petani tembakau tidak merasa di rugikan pada tahun sebelumnya.
“Namun, luas lahan tanam maupun produksi tembakau tahun ini masih di bawah proyeksi ideal.Lahan tanam tembakau di Sumenep diproyeksikan seluas 22.333 hektare dengan estimasi produksi sebanyak 13.400 ton. Alhamdulilah pada saat ini petani tembakau tidak merasa di rugikan pada tahun sebelumnya.
Memanen Hasil Tanaman Tembakau
A.
Menilai tanaman siap panen
Tanaman siap panen dilakukan setelah 4 bulan tembakau
ditanam.meskipun tanaman yang akan dipanen sudah menampakan hasil yang cukup
baik,karena bias saja tanaman itu belum cukup umur atau tanaman itu cukup
masak.untuk mendapatkan hasil yang cukup baik kematangan daun sangat
diperhatikan karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil panen.
Tanaman yang siap untuk dipanen berumur 150 hari,berdaun banyak dan lebat,daun
sudah masak,tidak terserang HPT,dan mempunyai daun yang lebar.
B.
Menyiapkan sarana dan prasarana
a.
Sarana
·
Bangsal pemeraman
b.
Prasarana
·
Regent
·
Tali
·
Karung
·
Daun kelapa
·
Gopang/pisau Rajang
·
Tempat rajangan
·
Kranjang
·
Pelepah batang pisang.
C.
Memanen sesuai kriteria
sebelum melakukan pemanenan perlu di lakukan pengamatan mengenai
kesiapan tembakau untuk di panen.untuk menilai apakah sebuah tanaman
tembakau sudah siap panen atau belum dapat
di gunakan criteria sebagai berikut:
1.ciri fisik
Daun yang siap panen ditandai oleh
perubahan warna daun, dari hijau menjadi kuning kehijauan, warna tulang daun
putih/hijau terang, tepi daun mengering, permukaan daun agak kasar dan tangkai
daun mudah dipatahkan.
2.Waktu panen
Waktu panen pagi hari setelah embun
menguap sampai siang hari. Apabila waktu panen turun hujan, maka daun yang
cukup matang segera dipetik atau ditunda 6-8 hari
3.umur
Kira-kira 3 bulan, dimulailah panen
pertama pada daun tembakau. Memanen daun tembakau tidaklah mudah, haruslah
bertahap dari daun paling bawah hingga daun paling atas, dan itu memakan waktu
yang tidak sebentar. Dari memanen daun pertama sampai daun terakhir dibutuhkan
waktu antara 4 sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam satu batang pohon, daun
tembakau dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap tingkatan itu
menandakan kwalitas daun( petani Temanggung menyebut totol) dan biasanya itu
terlihat dari warna dan teraba dari aromanya. Untuk aroma memang hanya orang
tertentu saja yang bisa menentukan apakah aromanya cukup atau kurang. Dan
semakin keatas, kwalitas daun akan semakin tinggi dan hargapun semakin mahal.
D. TEKNIS PANEN
panen di awali dengan memetik daun
yang paling bawah
a.
Kwalitas A (Totol A) daun berwarna
hijau, biasanya umur sekitat 3 bulan bisa mulai dipanen.
b. Kwalitas B
(Totol B) daun berwarna hijau tapi sudah mulai terlihat warna kuning
diantaranya
c. Kwalitas C
(Totol C) daun berwarna kuning saja.
d. Kwalitas D
(Totol D) daun berwarna kuning agak kemerahan
e. Kwalitas E
(Totol E) daun berwarna merah namun masih ada semburat kuningnya
f. Kwalitas F
(Totol F) daun berwarna kemerahan
g. Kwalitas G
(Totol G) daun berwarna merah atau yang disebut juga mbako Srinthil (tembakau
dengan kwalitas paling bagus dan berharga sangat mahal)
Sebenarnya Totol F dan G hampir sama
warna daunnya yang membedakan hanyalah pada proses memperamnya dikemudian hari.
Karena setelah dipanen, daun tembakau tidak bisa lantas diolah, harus melalui
proses memperamnya (biasa disebut daun imbon atau daun yang telah di imbu).
diperam (diimbu) beberapa hari untuk
mengurangi kadar air dalam daun
Dan tiap Totol, proses memperamnya
pun berbeda-beda Totol A diperam 2 hari, B diperam 3 hari,C diperam 4/5 hari,D
diperam 6/7 hari,E dan F maksimal diperam 9 hari. Adapun dalam memperam itupun
haruslah tepat waktu, tidak boleh berkurang ataupun berlebih karena akan
menentukan kematangan dan kebusukan daun.
Satu
hal yang sangat membanggakan petani, yaitu ketika musim panen tiba. Waktu panen
tembakau adalah aktu yang ditunggu tungguoleh petani,karena mereka akan memetik
jerih payah mereka selama 4 bulan lamanya.
Meskipun tanaman yang akan dipanen
sudah menampakan hasil yang cukup baik, namun itu belum tentu memberikan hasil
yang baik pula. Kadang – kadang hasilnya menurun karena penanganan panen yang
kurang baik. Untuk mendapatkan hasil yang baik maka harus memperhatikan
beberapa hal yaitu; penentuan waktu panen,cara pemetikan,dan penanganan pasca
panen.
1.
Penentuan Waktu Panen
Penentuan waktu panen sangat penting karena pemanenan yang
dilakukan sebelum dan sesudah masak,hasilnya sama buruknya. Daun yang dipetik
sebelum waktu panennya hasilnya akan menurun karena setelah kering daun akan
kisut dan tulang daunya akan melengkung sehingga permukaan daunya tidak rata,di
samping itu warna daunya kurang menarik,yaitu coklat tua. Sedangkan daun yang
melebihi masa masaknya biasanta akan membusuk sebelum kering dan harganya pun
akan anjlok.
Kebiasaan waktu panen di berbagai
daerah antara lain : di Jawa Barat, dilakukan pada bulan Agustus, September,
Oktokber, dan Nopember ,di Jawa Tengah dan Jawa Timur panen dilakukan pada
bulan September, Oktokber, Nopember
,dan Desember.
Tingkat kematangan daun tembakau yg
ditandai oleh warna daun :
·
Daun muda (imaturoleaves),warna daun
masih hijau
·
Daun masak (mature leaves),warna
hijau kekuning-kuningan
·
Daun tua (overmature leaves),warna
kuning tua hampir cokelat
2.
Cara Pemetikan Daun Tembakau
Pada dasarnya cara pemetikan daun
tembakau dapat dibagi menjadi 2 macam,yaitu
pungut batang dan pungut daun. Pemetikan pengumutan batang dilakukan
untuk jenis tembakau yang pemasakan daunya serentak di sluruh bagian tanaman.
Cara
panen pungut daun dilakukan dengan memetik daun tembakau satu persatu secara
bertahap.
TEKNIS PANEN
Mengolah hasil tembakau tidaklah
semudah dan sesederhana seperti hasil panen tanaman lain seperti padi, jagung
ataupun sayuran lainnya. Diperlukan waktu panjang, ketelatenan dan juga
kesabaran.
Berikut beberapa langkah dari petani
dan penggarap sebelum mereka bisa meraup untung dari hasil panen tahunan
tembakau ini.
1. Pemupukkan.
2. Kira-kira 3 bulan, dimulailah panen
pertama pada daun tembakau. Memanen daun tembakau tidaklah mudah, haruslah
bertahap dari daun paling bawah hingga daun paling atas, dan itu memakan waktu yang
tidak sebentar. Dari memanen daun pertama sampai daun terakhir dibutuhkan waktu
antara 4 sampai dengan 4,5 bulan. Karena dalam satu batang pohon, daun tembakau
dibagi dalam beberapa grid atau tingkatan. Tiap tingkatan itu menandakan
kwalitas daun( petani Temanggung menyebut totol) dan biasanya itu terlihat dari
warna dan teraba dari aromanya. Untuk aroma memang hanya orang tertentu saja
yang bisa menentukan apakah aromanya cukup atau kurang. Dan semakin keatas,
kwalitas daun akan semakin tinggi dan hargapun semakin mahal.
panen di awali dengan memetik daun
yang paling bawah
a. Kwalitas A (Totol A) daun berwarna
hijau, biasanya umur sekitat 3 bulan bisa mulai dipanen.
b. Kwalitas B (Totol B) daun berwarna
hijau tapi sudah mulai terlihat warna kuning diantaranya
c. Kwalitas C (Totol C) daun berwarna
kuning saja.
d. Kwalitas D (Totol D) daun berwarna
kuning agak kemerahan
e. Kwalitas E (Totol E) daun berwarna
merah namun masih ada semburat kuningnya
f. Kwalitas F (Totol F) daun berwarna
kemerahan
g. Kwalitas G (Totol G) daun berwarna
merah atau yang disebut juga mbako Srinthil (tembakau dengan kwalitas paling
bagus dan berharga sangat mahal)
Sebenarnya Totol F dan G hampir sama
warna daunnya yang membedakan hanyalah pada proses memperamnya dikemudian hari.
Karena setelah dipanen, daun tembakau tidak bisa lantas diolah, harus melalui
proses memperamnya (biasa disebut daun imbon atau daun yang telah di imbu).
Dan tiap Totol, proses memperamnya
pun berbeda-beda Totol A diperam 2 hari, B diperam 3 hari,C diperam 4/5 hari,D
diperam 6/7 hari,E dan F maksimal diperam 9 hari. Adapun dalam memperam itupun
haruslah tepat waktu, tidak boleh berkurang ataupun berlebih karena akan
menentukan kematangan dan kebusukan daun.
3. Merajang
Sekarang para petani/penggarap tembakau
telah dimudahkan dengan mesin pengrajang tembakau yang super cepat.
Dibandingkan dulu yang merajang dengan system manual layaknya seorang yang
merajang sayur. Kini dalam semalam mesin pengrajang itu bisa menghasilkan
berkwintal-kwintal tembakau rajangan
4. Mencampur dengan gula pasir
Setelah dirajang, langkah
selanjutnya mencampur dengan gula pasir, rata-rata dengan perbandingan satu
kwintal tembakau dicampur 10 kg gula pasir. Tujuan mencampur rajangan tembakau
dengan gula pasir adalah untuk membuat lentur rajangan tembakau hingga
nanti memudahkan proses penggulungannya. Dalam proses pengrajangan ini kadang
ada penggarap yang “nakal” ingin mendapatkan untung banyak dengan mencampur
rajangan tembakau itu dengan bahan pewarna khusus. Memang dari segi warna
rajangan tembakau bisa sama dengan yang berkwalitas bagus, namun untuk aroma
bisa tercium antara yang asli dan bercampur bahan-bahan lain.
5. Nganjang
Nganjang adalah proses menata
rajangan tembakau pada satu tempat yang dinamakan irig untuk kemudian dijemur.
Perlu ketelatenan dan juga ketrampilan dalam proses ini. Karena ada cara khusus
sebelum akhirnya rajangan tembakau itu tertata rapi di atas irig. Rajangan
tembakau harus tetap rapi dan memanjang sehingga setelah kering mudah untuk
digulung. perlu kerapian, ketelatenan dan keseriusan pada proses ini karena
rajangan tembakau harus benar-benar memanjang dan tidak terputus tiap irisannya
5. Menjemur
Dalam proses penjemuran, selain
harus sering dibolak balik, para penggarap haruslah selalu waspada terhadap
cuaca, jangan sampai jemuran tembakau ini terkena sedikitpun air(hujan) karena
jika kehujanan rajangan tembakau itu akan membusuk, dan tembakau tidak layak
jual.
6. Pengembunan
Setelah dijemur dengan cukup
kekeringannya, rajangan tembakau dalam irig itu ditaat dan ditaruh diudara
terbuka semalaman yang memungkinkan terkena embun pagi. Semakin dingin
cuaca maka hasil rajangan tembakau itu akan semakin baik.
7. Pengepakkan (Momot)
Setelah proses pengembunan dirasa
cukup, tibalah waktunya menata rajangan tembakau dan dimasukkan dalam keranjang
tembakau. Cara memasukkanpun tidak sembarang, ada beberapa langkah yang
harus dilakukan penggarap, seperti menata terlebih dahulu lembaran-lembaran
pelepah batang pisang kering yang nantinya digunakan sebagai penutup keranjang
dan sebagainya. Adapun isi dalam satu keranjang bisa mencapai 40 sampai dengan
50 kilogram tembakau. Keranjangnya sendiri mempunyai berat kisaran 6 sampai 7
kilogram.
Setelah selesai pengepakkan barulah
penggarap itu bisa menjual tembakau pada tengkulak atau menjual sendiri pada
gudang-gudang penerima hasil tembakau.
SUMBER
:
Rasyid,Akbar.2012.kegiatan sebelum dan pasca panen.Semarang:
Google Indonesia
Salim,Agus.2009.Rumitnya mengolah tembakau.Semarang:
Google Indonesia
2010.memanen daun Tembakau: Google Indonesia